Allah SWT
berfirman :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ () الَّذِينَ
إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ () أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ()
Artinya : Dan Kami pasti akan Menguji kamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā
ilaihi rāji‘ū. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-nya,
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al Baqarah : 155-157)
Tidak terasa waktu semakin berlalu. Meninggalkan
berbagai macam kenangan, pahit dan manisnya selalu terasa. Sekarang kita yang
sedang berada disini, duduk manis merenung dan berpikir. Sudah banyak sekali
dari masa lalu kita yang sudah kita lewati dan sudah banyak pula berbagai macam
rintangan menerjang yang telah terlewati. Dulu rintangan dan cobaan itu terasa
berat dan menyiksa, akan tetapi dengan berjalannya waktu dan usaha tak kenal
letih kita, cobaan itu terasa ringan. Hingga sekarang ini, seakan-akan kita
sudah tidak merasakan beban kita dahulu itu lagi. Padahal, ketika kita dulu
ditimpa cobaan, seakan-akan dunia ini membebani kita. begitu terasa beratnya,
sampai-sampai diantara kita ada yang menyerah dengan keadaan.
Itu semua merupakan bagian dari cerita masa lalu
kita. kita yang berada disini sekarang, merupakan hasil dari tempaan ujian
cobaan dari masa lalu. Semakin bertambahnya waktu maka manusia harus semakin
bisa bertambah pula nilai-nilai luhur manusia itu sendiri. Jam dan menit akan terus
berjalan kedepan dan akan meninggalkan belakang tanpa ampun. Bukan tugas kita
untuk menyesali masa lalu, tapi kita harus belajar, belajar dan belajar dari
setiap sejarah hidup yang telah kita tuliskan itu. Untuk kita bisa menulis
dengan baik kelak, alunan kehidupan kita dengan bisa lebih dewasa, didalam
memahami berbagai macam ujian yang diberikan-Nya.
Tanpa lika-liku kehidupan, hidup ini tidak akan
terasa mengasyikan. Dengannya kita bisa berdiri dari keterpurukan, bangkit dan
semangat untuk menatap masa depan yang penuh misteri ini. Semua cobaan yang
kita terima ini merupakan bukti dari tanda kebesaran-Nya. Tanda seseorang hamba
yang dicintai oleh Allah SWT adalah hamba itu akan selalu diperhatikan-Nya. Dan
jika hamba itu melalaikan-Nya, maka Allah SWT akan selalu mengingatkannya,
supaya hamba yang dicintai itu tidak terlalu jauh dari rahmat-Nya. Dan
terkadang cara Allah SWT mengingatkan hambanya adalah dengan berbagai macam
cobaan-cobaan yang diberikan-Nya.
Telah tampak jelas kiranya dari ayat Al Quran
diatas, bahwasanya Allah SWT akan memberikan cobaan dan menguji ketabahan serta
ketaqwaan hamba-Nya dengan berbagai macam bentuk cobaan. Ujian-ujian keimanan
itu merupakan taraf ukur dari kualitas taqwa hamba dan sebagai bukti pula bahwa
Allah SWT masih memperhatikan dan mencintai hamba-hambanya.
Sebuah cerita telah berkisah di dalam kitab ar
Risalah al Qusyairiyah, sekelompok jamaah mendatangi rumah Imam Asy Syibli.
Dengan heran beliau bertanya kepada mereka; “ Siapakah kalian ini ?” dengan
serentak mereka menjawab, bahwasanya mereka adalah para pecinta dan penggemar
imam tersebut. Mendengar hal tersebut, serentak Imam Asy Syibli mengambil
batu-batu dan melempari mereka dengan
batu, lantas dengan segala keterkejutan dan keheranan, mereka langsung lari.
Seketika itu pula Imam Asy Syibli berkata : “ jika kalian mengaku mencintaiku,
maka pasti kalian akan bersabar terhadan ujian atau cobaanku”. Betapa besarnya
pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah diatas dan hal tersebut merupakan
gambaran dari hamba dan Sang Kholiq. Jika seorang hamba mengaku mencintai
Tuhannya, maka betapa pun beratnya siksaan atau cobaan yang diberikan-Nya
kepadanya, ia tidak akan lari dan tidak akan memalingkan imannya. Karena jika
rasa cinta itu sendiri sudah tumbuh dengan tulus, maka tidak akan ada yang
namanya cacian dan hinaan, semua itu akan berubah menjadi sanjungan dan pujian.
Begitu pula Allah SWT, jika Allah SWT mencintai
hambanya, maka Dia akan selalu memperhatikannya dan tidak ingin hamba tersebut
menjauh dari rahmat-Nya. Dan juga Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
akan menguji kecintaan para hamba-Nya dengan berbagai macam ujian, cobaan dan
rintangan yang menerpa hambanya. Hal tersebut merupakan batu tempa didalam
ketajaman kadar iman hamba. Dan tidak akan bisa merasakan dan merenungi hal-hal
indah ini, jika hamba itu tidak memiliki mata bathin yang bersih pula, mereka
itulah orang-orang yang sabar yang telah dijelaskan ayat diatas.
Jika bukan kepada-Nya, kepada siapa lagi kita akan
berdoa dan meminta. Hati manusia bisa berubah-ubah tetapi cahaya-Nya akan
selalu benderang, menerangi setiap sudut gelap hati ini. Semoga kita semua
dijadikan orang-orang yanng sabar dan tabah didalam menjalani sudut terjal
hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar