Rabu, 24 April 2013

Anugerah Rasa Sakit

Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi. Segalanya pasti mempunyai waktunya dan mempunyai keterbatasan masing-masing. Tumbuhan yang tidak terjamah air itu pun akan layu. Hewan yang tertindas alam juga akan punah. Demiikian juga manusia, dengan segala kelebihannya manusia mampu mempertahankan hidupnya dari peliknya dunia ini. Manusia juga mempunyai keterbatasannya masing-masing. Tubuh manusia juga merupakan hal yang rapuh atau lunak. Tulang mereka juga tidak sekeras gading gajah. Oleh karena itu, untuk melindungi tubuh mereka, manusia memerlukan suatu “alarm” khusus yang berfungsi ketika tubuh mereka dalam bahaya. “Alarm” itulah rasa sakit yang dirasakannya.
Rasa yang selalu di benci dan tidak pernah diharapkan kedatangannya. Seakan-akan hanya sebagai bencana yang bisa melemahkan manusia, membuat mereka terdiam dengan merasakan penderitaan itu. Rasa sakit yang kita rasakan. Rasa sakit yang kita derita. Rasa itu bukanlah diciptakan dengan sia-sia oleh Sang Maha Pencipta untuk hamba-hambanya. Segala sesuatu yang Ia ciptakan selalu mempunyai hikmah. Demikian dengan rasa sakit itu. Oleh karena itu, rasa sakit bukan untuk dibenci atau dicaci maki, karena sama saja kita membenci yang menciptakannya. Semua itu adalah pemberian dari-Nya. Untuk melengkapi makhluk ciptaan-Nya yang lengkap ini.
Rasa sakit adalah sebuah tanda bagi kita untuk melindungi tubuh kita yang lemah ini. Tanda agar kita lebih menjaga tubuh yang dititipkan-Nya. Semua yang kita punya ini adalah titipan dari Sang Maha Pencipta. Dan diberikannya rasa sakit itu adalah untuk membantu kita menjaga titipan itu. Supaya kita tidak menggunakan tubuh ini dengan sembarangan dan melebihi batas. Manusia memiliki keterbatasan inderawi. Jika kaki kita sakit maka kita harus mengobati dan melindunginya. Tubuh ini juga harus saling melindungi karena semuanya diciptakan untuk saling melengkapi.
Terkadang Rasa sakit tubuh ini saja, sudah tak terbayangkan bagaimana perihnya. Padahal ada “rasa sakit” lagi yang lebih dari itu. Rasa sakit yang diderita lubuk hati ini. Rasa sakit dari hati yang tak disinari rahmat Ilahi. Itu lebih menyakitkan lagi, penyakit yang tidak tampak kasat mata itu sedikit demi sedikit menggerogoti iman, melemahkan hati dan pandangan mata bathin.  Rasa sakit yang berupa dengki, hasud dan sombong yang bisa membutakan orang yang dihinggapinya. Buta akan jalan terang benderang menuju sisi-Nya, buta akan kebaikan dan keburukan dan buta terhaap kehidupan akhirat kelak. Rasa sakit yang tidak tampak itu adalah rasa yang paling tidak diinginkan. Orang yang memiliki “sakit” pada hatinya, akan memandang orang lain dari sisi negatifnya saja. Mereka melihat dunia ini hanya dari sudut pandang mereka. Dan mereka tidak memandang jauh kehidupan akhirat kekal dimasa mendatang. Dia juga lupa akan dirinya sendiri. Padahal hal itu merupakan bahaya bathin yang harus dihindari.
Allah swt juga berfirman didalam Al Quran Al Kariim :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya : “Dan Kami Turunkan dari al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman”
 Allah swt mendatangkan didalam Al Quran yang menjadikannya sebagai penawar dari segala macam penyakit. Jika Allah menjadikan sebuah penawar, maka pasti akan ada sesuatu yang perlu di-tawar atau disembuhkan. Baik itu penyakit dhohir maupun penyakit bathin dari manusia ini. Semua itu telah dipersiapkan oleh Allah swt untuk makhluk ciptaan-Nya. Akan tetapi hanya mereka yang bertafakkur dan mentadabburi ayat-ayat-Nya, yang akan mendapatkan “penawar” itu.
Sadarilah rasa sakit itu, dan segera kita mengobatinya. Dan sebaik-baik obat bathin adalah dengan selalu mengingat-Nya. Petang malam, gelap terang, Dia akan selalu mendengar doa hambanya-Nya. Jangan biarkan penyakit hati itu menghancurkan kita dengan perlahan. Karena hal itu merpakan tanda bahwasanya kita jauh dari Rahmat-Nya. Segera kita kembali dan beristighfar.
Ya Allah ... sembuhkanlah kami dari segala penyakit dhohir dan bathin. Amiin.


Selasa, 23 April 2013

Kenangan itu Terkenang



Sejarah bukan milik siapa-siapa. Sejarah adalah milik kita semua yang mau mempelajarinya, merenungkannya dan mengenangnya. Sejarah menyimpan bermilyaran hikmah. Suka dan duka selalu menghiasinya. Mereka yang dahulu gugur berjuang dan menjadi pahlawan sejati. Tak kenal lelah dan letih, semua ia lakukan hanya untuk melawan kenistaan.
Sosok pahlawan sejati akan dikenang selalu. Pujian takkan mampu membalas budinya. Pembangkit semangat kaum wanita negeri kita. Seorang pejuang wanita, RA Kartini nama beliau. Berjuang melawan penindasan terhadap kaum wanita dengan kobaran semangat emansipasinya. Terus menerus menyuarakan jeritan hatinya. Lewat pena dan kertas yang tertuang dalam surat-surat, beliau kirimkan kepada semuanya, agar semua tahu suara kebebasan kaum wanita. Mereka yang selama ini hanya dipandang hanya sebelah mata, tak dihiraukan dan tercampakan. Semua itu beliau lakukan untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum wanita. Karena kita semua adalah manusia yang dikaruniai hati nurani untuk selalu menyayangi manusia lainnya.
Sejarah memang sudah berlalu, tetapi sejarah bukan untuk dilupakan dan disesali. Semua itu tidaklah lain agar kita bisa mengambil pelajaran walau sejarah itu pahit. Pengorbanan mereka yang tulus, mereka lakukan untuk kita semua yang sekarang ada disini. Mereka tidak peduli akan jadi apa mereka dikenang masa, mereka hanya ingin anak cucu mereka bisa hidup lebih baik kelak. Begitu pula ibu kita RA Kartini, siang dan malam berjuang dan berusaha tak putus asa untuk mengangkat martabat kaum wanita. Keadilan harus ditegakkandengan seadil-adilnya. Keadilan untuk semua umat manusia bukan untuk kalangan tertentu saja. Buah pikir dan tulis beliau yang begitu cemerlang, sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus beliau untuk selalu mengenang dan melanjutkan perjuangan-perjuangan beliau. Membuat beliau bangga dengan keadaan kita sekarang. Karena kita semua bisa berada disiniberkat perjuangan beliau juga. Harus kita syukuri dan kita teruskan semua hal yang baik untuk negeri kita ini. Untuk lebih memakmurkan negeri dan tanah air kita ini.
Bagi mereka yang selalu melihat jauh kedepan, berbaliklah sejenak menghadap dalam ke belakang, membuka kenangan-kenangan yang hampir layu dan menyiraminya dengan rasa syukur agar kenangan itu bisa semerbak nan harum untuk dikenang setiap masa. Semangat beliau harus kita teruskan dan kita wariskan kepada anak cucu kita. beliau tidak mengaharap imbalan apapun, karena semua tiu dilakukan dengan tulus untuk kita semua. Mungkin kita masih belum merasakannya, tetapi suatu saat kita pasti bisa.  

Puisi Kartini



Ku tatap dan ku buka
Lambaian kertas-kertas lama
Bersusun tak ternoda
Berkisah nan bermakna

Cerita perempuan pejuang
Harapan yang terkenang
Tertulis suci tak kan usang
Erat hangat bak dirajut benang

Diangkat tinggi emansipasi
Menjunjungnya Ibu Kartini
Cinta dan cita melandasi
Duka dan nestapa tercerai

Semerbak harum namamu
Terkenang di bait lagu
Diucap dan diuntaikan lagi
Wahai ibu kami Kartini

Deras air mata ini mengalir
Bak hujan di samping hilir
Semua jasamu selalu terukir
Di hati kami tak terusir
                                           
Engkaulah mentari kami
Engkaulah lentera kehidupan kami
Kami wanita terkurung mimpi
Hanya ada keinginan tak terberi

Perjuangan yang nyata
Harapan nan menggelora
Engkau berikan cahaya
Terima kasih kami berkata

Rabu, 17 April 2013

Ibu Kartini, Pahlawan Kami



Untaian kata mutiara
Tersirat nan bermakna
Dengan tinta dan pena
Perjuangan tak kenal asa

Wahai ibu kartini
Kau tuliskan surat kata
Suara yang tak bersuara
Membangkitkan semangat tinggi

Ingin ku lantunkan nada rindu
Pujian nan syahdu
Tanpamu kami hanya debu
Tak dikenal dan layu

Jasa dan perjuangan
Memendam petang
Melepas terang
Dikenang tak terlupakan

Kami ingin berjumpa
Walau mimpi semata
Dengarlah kami berkata
Terima kasih tak terhingga



Selasa, 16 April 2013

Peran Pendidikan di Perguruan Tinggi



Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting didalam menentukan kemajuan sebuah peradaban. Peradaban yang baik baik selalu ditunjang dengan perkembangan ilmu yang semakin komplek. Di zaman sekarang ini, banyak sekali berbagai macam lembaga pendidikan dan berbagai macam cabang ilmu yang bisa dipelajari. Dengan semakin berkembangnya teknologi modern, semakin berkembang pula penyebaran informasi di berbagai belahan penjuru dunia. Sehingga siapapun bisa mempelajari berbagai macam disiplin ilmu dengan mudah. Di dalam dunia pendidikan sendiri telah dibagi menjadi beberapa tingkatan pendidikan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua :
  • Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
  • Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), dan spesialis. Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni. Sebutan guru besar atau profesor hanya dipergunakan selama yang bersangkutan masih aktif bekerja sebagai pendidik di perguruan tinggi. Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor Perguruan Tinggi Negeri merupakan pejabat eselon di bawah Menteri Pendidikan Nasional.
Selain itu juga terdapat perguruan tinggi yang dikelola oleh kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang umumnya merupakan perguruan tinggi kedinasan, misalnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang dikelola oleh Kementerian Keuangan. Selanjutnya, berdasarkan undang-undang yang berlaku (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009, Tentang Badan Hukum Pendidikan), setiap perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional.[i]
Itulah sekilas mengenai perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai pusat dari pengkajian ilmu, sudah tentu perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan sebuah negara juga ditentukan dari kualitas pendidikannya. Sebagai pelaksana pendidikan tingkat tinggi, perguruan tinggi harus bisa memberikan kualitas didalam bidang keilmuan dan pengalaman para sarjana-nya. Berbagai macam disiplin ilmu dapat kita pelajari di perguruan tinggi, seperti ilmu ekonomi, sosial, sastra dan berbagai macam ilmu lainnya. Sistem di perguruan tinggi pun menekankan untuk mempelajari secara mendalam salah satu dari berbagai macam bidang ilmu tadi. Sehingga seorang mahasiswa bisa mempelajari satu bidang ilmu dengan mendalam dan bisa menguasai bidangnya dengan penuh.
Segala aspek kehidupan manusia selalu diliputi dengan ilmu. Semakin bertambahnya kebutuhan manusia, semakin diperlukannya tuntutan inovasi untuk mempermudah didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.  Dengan diadakannya pendidikan di perguruan tinggi, yang lebih menekankan mahasiswanya untuk mempelajari dengan mendalam salah satu bindang ilmu, berbagai macam perkembangan telah tercapai. Baik perkembangan didalam bidang teknologi, ekonomi ,sosial, maupun bidang sastra.
Pada tingkat dasar dari pendidikan, peserta didik dikenalkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan dasar, seperti matematika dasar, bahasa indonesia, ilmu pengetahuan sosial dan lain-lain. Selanjutnya ketika peserta didik itu melanjutkan ke jenjang berikutnya, yaitu pendidikan menengah. Pada tingkat bidang keilmuan yang diberikan kepada peserta didik lebih diperluas dan diperdalam. Karena pada tingkat ini, mereka sudah memasuki usia remaja, sehingga sangat perlu untuk memberikan pengetahuan secara lebih luas lagi. Lalu pada tingkat akhir, yaitu tingkat pendidikan tinggi, yang mana peserta didik pada tingkat ini sudah tidak disebut sebagai siswa lagi, namun sebagai mahasiswa, mereka diberikan pendidikan dan pengetahuan secara instensif dan mendalam mengenai bidang ilmu yang mereka tekuni. Pada masa ini pula, ketika mahasiswa itu sudah mulai memasuki didalam tahap perkembangannya sebagai seorang dewasa, sehingga mereka lebih cenderung didalam menekuni satu bidang tertentu. Sudah menjadi tugas perguruan tinggi untuk menampung bakat-bakat dari para mahasiswa itu, dengan memberikan mereka pendidikan yang mereka inginkan dan minati. Perguruan tinggi juga sebagai mediator bagi mereka yang ingin lebih mempelajari ilmu dan mengembangkan bakat serta minat mereka. Hal ini diharapkan, agar kemampuan dari masing-masing individu bisa tersalurkan dan berkembang dengan baik. Tujuan hal tersebut tidaklah lain adalah supaya bisa mengembangkan ilmu perngetahuan dan menyejahterakan kehidupan manusia. Karena dengan ilmu-lah manusia dibedakan dengan makhluk lainnya. Dan di perguruan tinggi-lah, ilmu itu dipejari dengan luas dan mendalam.




[i] http://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi