Maaf jika anakmu ini tidak pandai memuji.
Maaf jika rasa kesal dan jengkel yang bisa
kuberi.
Maaf jika perbuatan ini selalu tak sesuai
dengan maksud hati ayah yang tinggi.
Maaf jika kebanggaan itu sangat berat untuk
dibanggakan lagi.
Maaf jika selalu memaksa ayah untuk memarahi
diri berdosa ini.
Maaf jika tidak ada hal baik yang bisa ku
cari.
Maaf, karena hanya sebatas ini lah langkah
hidup ku berlari.
Hanya sesal yang bisa dirasa, mengingat perilaku
tak mengenal dosa diri. tak menghiraukan dan tak memperdulikan akan bayangan
pelita sejati. Hanya bisa terdiam disini, merasakan dera tangis deras mengalir
bak hilir sungai. Setiap nafas kehidupan yang berhembus ini, adalah rangkaian sempurna
dari pendidik hakiki. Sosok pencerah jiwa, yang menemani awal detak jantung
menghadapi dunia sepi. Tiada seorang pun yang berdiri disampingku selain ayah, yang
melindungi dan memberi rasa percaya diri. Diri yang rapuh tak berdaya ini terjaga
olehnya dan terlindungi. Walau terkadang kita hanya bisa melihat kedepan saja,
tapi ayah melihat ke segala sisi. Tak ingin perihnya dunia menerpa jiwa sepi. Kasih
sayangnya melekat bagai bayangan; yang selalu ada dan dekat, walau tak dihirau
dan tak dirasai. Tapi doa nya untuk kita tak kenal henti. Tak terucap tak
bernada, hanya dilantunkan di lubuk hati. Harapannya tinggi, hanya untuk sang
buah hati. Sebuah kebanggan hidup yang tak pernah terungkap dengan lisan
insani. Semua yang dipunya hanya semata untuk putra puteri yang dimiliki. Sosok
ayah yang tak terganti dan tak bisa diganti. Sosok samar bayangannya yang
mencerahi dan merajut jalan hidupku yang tak bertali.
Jika sebongkah puing-puing kata ini
tersampaikan, maka harapku dan mohon maafku untuk Ayah. Atas dosa dan jejak
perih di kenangan Ayah. Akan segala macam tingkah laku tak membahagiakan Ayah. Untaian
tangisku tak kan mampu menahan rasa sesal dan kesal diri karena selalu membelakangi
jiwa Ayah. walau jauh, yang ku inginkan hanya perjumpaan dengan Ayah. kembali
merasakan, mendengar, dan melihat diri Ayah. ku ingat dan ku renungkan yang terlalaikan
dari nasehat Ayah. semua hal yang ku punya tiada lain hanya dari petunjuk Ayah.
walau tak langsung dan tak selalu langsung, nasehat itu diucap Ayah. tapi
perilaku luhur itulah yang tampak dari Ayah. dengarkanlah rintihan perih seorang anak kecil
mu ini, Ayah.
Walau jiwa dan ragaku tak sempurna, doa ku kan
selalu aku sempurnakan untuk Ayah. karena Dzat Yang Maha Sempurna pasti akan
selalu mendengar hambanya memohon. Walau masa telah berlalu, kan selalu ku
jalani jauh kedepan sebagai kebanggaan Ayah. Walau lidah tak bisa terucap,
didalam jiwa ini akan selalu terlapisi jiwa Ayah. Walau waktu pergi
meninggalkan belakang, tapi akan selalu aku bawa kenangan bersama Ayah. Walau
dunia terbentang luas memisahkan jarak, tak kan pernah bisa melepaskan dari ku kehangatan
semangat hidup Ayah. Walau terpaan ombak pedih kehidupan ini menerpa, hanya
satu hal yang ingin ku sampaikan untuk Ayah.
Bagaimanapun berlikunya kehidupan ini
berjalan, Ayah adalah kebanggaan diri yang tak terganti dan aku akan berdiri
diatas segalanya sebagai kebanggaan Ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar