Minggu, 31 Maret 2013

Nada


Berpuisi dan berlagu
Menyuarakan nada rindu
Irama melodi syahdu
Suara hati tak menentu

Jiwa manusia terkadang menjadi bimbang tak menentu. Menjadi sulit dipahami. Tetapi irama tingkah laku mereka masih bisa dipahami. Itulah yang sampai sekarang masih dipelajari oleh psikolog. Setiap manusia mempuyai perasaan. Entah bahagia atau sedih, tawa ataupun tangis. Semua itu adalah ungkapan perasaan manusia yang terdalam. Manusia terkadang seperti irama melodi yang datar, tapi kemudian bisa meninggi dan menjadi rendah. 

Tidak ada yang tahu akan hal itu kecuali perasaan manusia itu sendiri. Perasaan yang menjadi tanda tanya. Semua orang pasti memiliki itu. Pembunuh terkejam pun masih memiliki kasih sayang, walau terkadang hal itu tertutupi oleh perasaannya yang lainnya. Manusia memang penuh tanda tanya. Tapi bukan berarti “tanda tanya” itu harus dijawab. Mereka hanya perlu dipahami dan dimengerti. Pada dasarnya manusia tidaklah ingin hidup sendirian. Terbelenggu dengan dinginnya kesepian. Mereka butuh oranglain yang mau bersandar dan menemaninya. 

Manusia diciptakan bukan untuk saling membenci tetapi untuk saling melengkapi. Karena didunia ini tidak ada yang sempurna. Semuanya saling melengkapi. Suara hati ini terkadang sulit unutk diunngkapkan. Terkadang melalui alunan pena dan suara qolbu-lah semua itu tersampaikan. Sudah kewajiban  kita untuk memperhatikan dan mendengar suara-suara itu. Didalam hidup kita tidak ada yang tidak sia-sia. Setiap hembusan nafas kita adalah rahmat-Nya. 

Kita ini butuh dan dibutuhkan orang lain. Oleh karena itu, jangan anggap dirimu kecil. Pelangi itu indah karena memiliki berbagai macam warna. Jika satu warna itu hilang, maka tidak disebut pelangi lagi. Teruslah menyanyikan suara hatimu. Dan biarkanlah orang lain mendengarkannya.

Sabtu, 30 Maret 2013

Bingkai



Setiap kali memandang ke sudut dinding ruang tamuku. Ku lihat lukisan dengan bingkai yang indah. Sebuah lukisan pemandangan yang sangat menawan. Menggambarkan salah satu sisi dunia ini yang indah. Tampak didalamnya sebuah danau yang tenang, beberapa angsa yang berenang menikmati segarnya air, pepohonan yang rindang nan teduh dan gunung tinggi tertutupi awan lembut. Betapa indah semua itu. 

Betapa bahagia hati kita dengan membayangkan seakan-akan kita hidup didalamnya. Tetapi begitulahdunia ini, begitu indah untuk dipikirkan, semua itu mempunyai batasnya. Lukisan yang indah itu telah dibatasi oleh bingkai yang mengelilinginya. Bingkai yang membatasi luas keindahannya. Di dunia ini segalanya mempunyai batasannya. Begitu pula hidup kita sebagai manusia juga mempunyai batasan. Kita juga bisa merasakan indahnya setiap kehidupan kita seperti lukisan itu. Kita bagai hidup didalam sebuah kotak yang mempunai bingkai. 

Setiap detik umur kita, setiap pilihan hidup kita semakain mengantarkan kita menuju tepi bingkai kotak kehidupan kita. Tak peduli seberapa kuat kita memilih kita akan semakin dekat dengannya. Bingkai kotak kehidupan kita adalah kematian. Setiap orang pasti akan berpulang kepada-Nya. Kita tidak tahu seberapalama lagi perjalanan kita untuk meuju “bingkai”itu, tapi pasti kita akan sampai di tepinya. Hidup manusia juga seperti lukisan nan menawan itu. Kita tercengang kagum melihatnya. Indah terasa memandangnya. Padahal itu hanya sebuah kanvas yang tergores oleh cat berwarna dan terbingkai dengan rapi. Tapi kita juga bisa memikirkan bagaimana keadaan lukisan itu yang sesungguhnya, yang lebih luas dan tak terbingkai lagi. 

Di luar sana pasti ada pemandangan indah sejauh mata memandang. Begitulah kita hidup di dunia yang fana ini. Dunia yang mempunyai bingkai tak terlihat. Tugas kita bukan memikirkan apa yang ada didalam “bingkai”  dunia itu, tetapi kita harus melihat sesuatu yang lebih luas dari hal itu. Kehidupan kita sesudah melewati “bingkai” itu. Kehidupan nan kekal abadi. Tempat kembali setiap jiwa ke alam akhirat kelak.

Manusia




Allah swt berfirman :
و إذ قال ربك للملائكة إني جاعل فى الأرض خليفة  ... الآية
Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,” Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”.(Al Baqarah : 30)
Dari ayat yang mulia diatas kita ketahui bahwasanya Allah swt menjadikan khalifah di muka bumi ini. Khalifah disini bermakna sebagai pemimpin atau penguasa. Sehingga keberadaan manusia dimuka bumi ini adaalah sebagai penguasa yang memimpin makhluk-makhluk lainnya yang berada di bumi. Karena kelebihan-kelebihan manusia yang tidak dimiliki makhluk lainnya inilah manusia bisa memimpin makhluk-makhluk lainnya. Itu merupakan kedudukan manusia sebagai makhluk di bumi. Adapun tujuan manusia diciptakan tidak lain adalah untuk menymbah-Nya. Sebagaimana firman Allah swt, :
و ما خلقت الجن و الإنس إلا ليعبدون
Artinya :
Aku tidak menciptakan manusia dan jin meainkan agar mereka beribadah kepadaku. (Az Zariyat : 56)
Berikut ini adalah sedikit penjelasa mengenai hakekat manusia yang dipaparkan oleh salah satu tokoh psikologi yang sangat berpengaruh, Sigmund Freud. Beberapa filosof menjelaskan mengenai esensi manusia dengan beberapa pernyataan, yaitu manusia sebagai hewan yang berasio, atau hewan yang berbahasa. Pada intinya, hal itu membedakan manusia dengan spesies lainnya, dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki manusia. Berupa akal dan pikiran, yang tidakk dimilliki selain manusia. Indera manusia sangatlah terbatas atas apa yang mereka alami. Oleh karena itu pengetahuan manusia akan sesuatu juga sangaat terbatas. Begitu pula pengetahuan mengenai hakekat menusia itu sendiri. Setiap orang mempunyai gagasan yang berbeda mengenai hal ini, disebabkan banyak faktor yanng mendorong seberapa jauh pengetahuan mereka akan hal tersebut. Didalam memandang mengenai esensi manusia, Sigmund Freud mempunyai pandangan yang lain. Bahwa manusia mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki makhluk lain. Yaitu yang dikemukakan didalam teori kpribadiannya, mengenai id, super ego dan ego. Serta mengenai alam sadar, pra-sadar dan alam bawah sadar manusia.
Pemikirannya telah memberikan banyak sumbangan kepada perkembangankeilmuuan didalam teori-teori psikologi. Dengan bekal id, superego dan ego itu sendiri seseorang akan mempunyai kebutuhan mendasar yang harus mereka penuhi untuk mempertahankan hidup. Naluri inilah yang freud katakan sebagai naluri seksual yaitu naluri yang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup. Akan tetapi disisi lain, manusia juga mempunyai naluri binasa, yaitu naluri mati. Naluri inilah yang mendorong manusia untuk berkeinginan melakukan sesuatu. Pada dasarnya naluri manusia mendorong manusia untuk bertahan hidup akan tetapi manusia mempunyai banyak keinginan lain yang ingin mereka penuhi. Selanjutnya keinginan-keinginan manusia itu dimunculkan melalui id, kemudian di-filter oleh superego dan direalisasikan oleh ego kedalam tingkah laku manusia.
Dengan segala macam keinginan dan keingintahuan manusia inilah, manusia dibedakan dengan makhluk lainnya, seperti hewan. Hewan hanya mempunyai insting dasar untuk hidup saja. Tanpa bisa mengembangkannya. Sehingga dalam keadaan ini manusia merupakan makhluk strata atas dalam lingkungan alam ini. Karena manusia bisa lebih dinamis dibandingkan dengan makhluk yang lainnya didalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan primer manusia seperti makan dan minum adala kebutuhan yang harus dipenuhi. Akan tetapi sebagai sifat manusia yang dinamis mereka juga mempunyai keinginan-keinginan yang lainnya. Freud mengatakan bahwasanya pendorong id adalah naluri seksual dan libido yang dimiliki manusia. Yaitu hasrat manusia untuk memenuhi keinginannya. Id merupakan pelopor keinginan tersebut. Ia mengacungkan tangannya dan menyuarakan keinginannya. Akan tetapi sebulum keinginan tersebut sampai kepada sang hakim yaitu ego. Keinginan itu terdengar oleh si penasehat, dalam hal ini diperankan oleh superego. Superego mempunyai batasan-batasan moral mengenai segala hal yang diinginkan id. Karena tidak semua keinginan id itu baik jika dilaksanakan melihat situasi dan kondisi. Setelah itu penasehat melaporkan keinginanid kepada ego dan ego merealisasikannya kedalam tingkah laku dan perbuatan manusia. Teori kepribadian freud inilah yang melandasi didalam penanganan masalah kejiwaan seseorang. Karena terkadang id langsung bersuara dan tak terdengar oleh superego sehingga tidak tahu mengenai baik atau buruknya sang ego juga langsung melaksanakannya. Disinilah sering terjadi konflik bathin, didalam jiwa seseorang. Walaupun didasari oleh libido, akan tetapi kebutuhan manusia tidak hanya sekedar pada seksualitasnya saja, yaitu untuk bereproduksi mempertahankan keturunannya. Juga masih banyak lagi kebutuhan-kebutuhan manusia lainnya sepeti pakaian, tempat tinggal dan lain-lainnya. Itu semua dilakukan dengan kesadaran manusia sebagai manusia itu sendiri akan segala macam kebutuhannya. Oleh karena itu hanya manusialah makhluk yang mempunyai kesadaran untuk berbuat dan berkehendak. Sehingga manusia lebih dari sebutan hewan yang berakal ataupun hewan simbolis, yang menggunakan simbol-simbol bahasa untuk saling berkomunikasi.
Itulah sedikit dari teori tokoh psikologi mengenai esensi manusia. Padahal sudah seribu abad lebih, telah dijelaskan didalam Al Quran mengenai kedudukan manusia dimuka bumi ini. Manusia tidak hanya terdiri dari segi jasmaniah saja, akan tetapi ada segi spiritual yang harus disadari oleh setiap manusia, bahwasanya segi ini terkadang tidak butuh dijelaskan. Karena hal itu diluar nalar manusia. Itu semua merupakan karunia-Nya. Mengenai konsep id, superego dan ego , 900 abad yang lalu telah dijelaskan oleh Imam al Ghazaly didalam kitab beliau “Ihya’ Ulumuddin” mengenai hati manusia. Didalam hati manusia tersimpan nafsu yang selalu mengajak kepeda keburukan dan hati nurani atau sanubari yang didalamnya merupakan tempat turunnya rahmat serta hidayah dari Allah swt yang akan membimbing manusia. Selanjutnya manusial dikaarunia akal untuk memilih kehendak hati mana yang akan dilaksanakan. Walau terkadang hati nurani ini tertutupi oleh nafsu. Banyak ilmuwan muslim lainnya yag terkenal kecendekiawanannya, akan tetapi sedikit dari kitayang mengetahuinya. Oleh karena itu, kita juga harus lebih sering mempelajarinya, disamping kita mempelajari tokoh-tokoh barat yang non-islam. Kita ambil apa yang manfaat saja dari mereka.
انظر ما قال , و لا تنظر من قال