Setiap kali
memandang ke sudut dinding ruang tamuku. Ku lihat lukisan dengan bingkai yang
indah. Sebuah lukisan pemandangan yang sangat menawan. Menggambarkan salah satu
sisi dunia ini yang indah. Tampak didalamnya sebuah danau yang tenang, beberapa
angsa yang berenang menikmati segarnya air, pepohonan yang rindang nan teduh
dan gunung tinggi tertutupi awan lembut. Betapa indah semua itu.
Betapa bahagia hati kita dengan membayangkan seakan-akan kita hidup didalamnya. Tetapi begitulahdunia ini, begitu indah untuk dipikirkan, semua itu mempunyai batasnya. Lukisan yang indah itu telah dibatasi oleh bingkai yang mengelilinginya. Bingkai yang membatasi luas keindahannya. Di dunia ini segalanya mempunyai batasannya. Begitu pula hidup kita sebagai manusia juga mempunyai batasan. Kita juga bisa merasakan indahnya setiap kehidupan kita seperti lukisan itu. Kita bagai hidup didalam sebuah kotak yang mempunai bingkai.
Setiap detik umur kita, setiap pilihan hidup kita semakain mengantarkan kita menuju tepi bingkai kotak kehidupan kita. Tak peduli seberapa kuat kita memilih kita akan semakin dekat dengannya. Bingkai kotak kehidupan kita adalah kematian. Setiap orang pasti akan berpulang kepada-Nya. Kita tidak tahu seberapalama lagi perjalanan kita untuk meuju “bingkai”itu, tapi pasti kita akan sampai di tepinya. Hidup manusia juga seperti lukisan nan menawan itu. Kita tercengang kagum melihatnya. Indah terasa memandangnya. Padahal itu hanya sebuah kanvas yang tergores oleh cat berwarna dan terbingkai dengan rapi. Tapi kita juga bisa memikirkan bagaimana keadaan lukisan itu yang sesungguhnya, yang lebih luas dan tak terbingkai lagi.
Di luar sana pasti ada pemandangan indah sejauh mata memandang. Begitulah kita hidup di dunia yang fana ini. Dunia yang mempunyai bingkai tak terlihat. Tugas kita bukan memikirkan apa yang ada didalam “bingkai” dunia itu, tetapi kita harus melihat sesuatu yang lebih luas dari hal itu. Kehidupan kita sesudah melewati “bingkai” itu. Kehidupan nan kekal abadi. Tempat kembali setiap jiwa ke alam akhirat kelak.
Betapa bahagia hati kita dengan membayangkan seakan-akan kita hidup didalamnya. Tetapi begitulahdunia ini, begitu indah untuk dipikirkan, semua itu mempunyai batasnya. Lukisan yang indah itu telah dibatasi oleh bingkai yang mengelilinginya. Bingkai yang membatasi luas keindahannya. Di dunia ini segalanya mempunyai batasannya. Begitu pula hidup kita sebagai manusia juga mempunyai batasan. Kita juga bisa merasakan indahnya setiap kehidupan kita seperti lukisan itu. Kita bagai hidup didalam sebuah kotak yang mempunai bingkai.
Setiap detik umur kita, setiap pilihan hidup kita semakain mengantarkan kita menuju tepi bingkai kotak kehidupan kita. Tak peduli seberapa kuat kita memilih kita akan semakin dekat dengannya. Bingkai kotak kehidupan kita adalah kematian. Setiap orang pasti akan berpulang kepada-Nya. Kita tidak tahu seberapalama lagi perjalanan kita untuk meuju “bingkai”itu, tapi pasti kita akan sampai di tepinya. Hidup manusia juga seperti lukisan nan menawan itu. Kita tercengang kagum melihatnya. Indah terasa memandangnya. Padahal itu hanya sebuah kanvas yang tergores oleh cat berwarna dan terbingkai dengan rapi. Tapi kita juga bisa memikirkan bagaimana keadaan lukisan itu yang sesungguhnya, yang lebih luas dan tak terbingkai lagi.
Di luar sana pasti ada pemandangan indah sejauh mata memandang. Begitulah kita hidup di dunia yang fana ini. Dunia yang mempunyai bingkai tak terlihat. Tugas kita bukan memikirkan apa yang ada didalam “bingkai” dunia itu, tetapi kita harus melihat sesuatu yang lebih luas dari hal itu. Kehidupan kita sesudah melewati “bingkai” itu. Kehidupan nan kekal abadi. Tempat kembali setiap jiwa ke alam akhirat kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar