Malam itu indah. Dan terasa indah lagi jika
sinar bintang menyinari sudut-sudut langit. Bintang yang selalu tampak elok di
petang hari. Melambaikan rangkaian
pujian. Memberikan petunjuk bagi pejalan setapak. Namun, cahaya itu seakan-akan
meredup ketika harus bersandar dengan rembulan sempurna. Tatkala sesuatu yang
lebih indah itu muncul, maka keindahan dari lainnya akan tersamarkan. Begitu pulalah
orang yang beilmu. Ketika orang yang berilmu itu berkumpul bersama orang-orang
bodoh, maka ia seperti bintang mungil yang telah menyinari alam. Tetapi jika ia
bersama dengan para orang yang berilmu. Maka pastilah cahayanya akan meredup,
karena ada cahhaya lain yang lebih benderang. Namun hal itu bukan berarti
cahaya itu hilang. Cahaya yang redup itu pasti suatu saat akan terang
benderang. Tiada batas bagi orang yang menuntut ilmu. Kemanapun ia menyelam ke
samudera ilmu, pastilah ia bisa menemukan tanda-tanda kebesaran-Nya. Karena segala
ilmu yang ada di dunia ini adalah milik-Nya. Bersianarlah engkau bagai bulan
yang menampakan tubuhnya. Jika kau tak mampu, pastilah bintang-bintang itu akan
menghiasimu. Teruslah kejar angan-angan dan cita-citamu. Selama denyut nadi ini
terasa, selama itu pula Allah memberikan kesempatan untuk hambanya, agar lebih
dekat di sisi-Nya.
Seluas angkasa membentang, dongeng itu akan didengar dan akan terus berlanjut dari hati bijaksana tempat dongeng berkumandang untuk saling berbagi mengenai hidup yang sederhana ini
Kamis, 27 Desember 2012
Rabu, 26 Desember 2012
Waktu dan Teman
Cukup sudah ku merangkai mimpi. Kenyataan telah terbantang
didepan, menyambut diri ini. Takkan bisa ku kembali menatap masa lalu. Terus ku
mengarah kedepan menantang masa. Hari demi hari telah terganti. Kenangan demi
kenangan telah terrangkai. Senang sedih mewarnai setiap hariku. Sahabat dan
kawan yang selalu menemani langkahku. Ku tak sendirian lagi. Aku punya teman
yang selalu percaya dan saling mempercayai. Bukan hanya sekedar teman. Kami
bagai saudara satu jiwa. Masa lampau yang tak mungkin kembali itu, telah kami
ukir nama kami disana. Teringat dan tak kan terlupakan. Teman yang selalu
berdamping, tuk menjalani masa ini. Arah yang terbentang didepan kita, akan
kita taklukan bersama. Bergandeng tangan dengan semangat membara menerjang
badai waktu. Kisah cerita terabadikan dalam ingatan sejarah. Kalian adalah
sahabatku. Tiada gunanya aku hidup di dunia ini tanpa kalian, wahai sahabatku.
Ku memiliki kalian mulai aku baru bisa berjalan hingga aku lemah tuk berjalan.
Teman sejati yang tak kan terganti. Engkau bagaikan waktu yang takkan tergantikan. Setiap detik
dan denyut nafasmu sangatlah berharga. Dan takkan aku sia-siakan waktuku
bersama teman-teman ku.
Selasa, 25 Desember 2012
Sahabat
Ingatlah baik-baik ini
Puisi sahabat sejati
Untuk mereka yang melupakan arti
Sebuah ikatan abadi
Terpadu tak tercerai
Disini kisah bermulai
Dan akan selalu dinanti
Sahabat yang berhati tinggi
Bersinar bak mentari
Terelip diantara gelap hati
Dia memanggil tawa ini
Sedih seakan mati
Tapi,
Apa yang ada disini
Perasaan sendiri
Merindukan senyum santai
Canda dan tawa ramai
Ku hanya berucap lagi
Teruslah kejar mimpi
Mimpi yang akan kau gapai
Dan suatu saat nanti
Kita bertemu di “puncak” hari
Pembangun
Kala mentari telah bersinar, kala itu pula
semangatmu telah menyinari pagimu. Alunan langkah tak kenal lelah. Kau sudah
siap dengan langkah tegak. Seorang tukang kayu dengan senyum tulus. Bekerja
membanting diri. Lelah letih selalu berlalu. Berharap bisa melihat senyum canda
tawa keluarga. Siang pentang kau bekerja. Untuk sepeser rupiah untuk hidup
lebih indah. Denganmu, kau bangun rumah itu, kau bangun gedung itu, kau bangun
peradaban itu. Kaulah penggerak kemajuan ini. Kaulah pembangun sejati. Tanpa
seorang yang tulus seperti mu. Hanya akan ada lubang gua yang akan kita
tempati. Suara ketokan paku dan ayunan palu. Bata tertata rapi hingga meninggi.
Usapan kuas mewarnai dinding yang halus. Seakan-akan ada jasamu disetiap
bagiannya. Banyak orang yang sering melupakan hal itu. Bukanlah nama saja yang
harus dikenang, tetapi jasa tak ternilai inilah yang harus diresapi. Kau selalu
tak sendiri. Bersama kau gotong kayu itu. Bersama kawan kau bergerak. Nilai
persahabatan yang agung. Guraumu selalu mencairkan suasana. Letih tak terasa.
Semangat yang selalu membara. Tetaplah ukir namamu di tembok peradaban ini.
Senin, 24 Desember 2012
Maafkanlah ...
Dimana ku berada
Disitu ku meminta
Bertasbih dan berdoa
Kepada Robb Penguasa jiwa
Ya Allah
Mampuku hanya berpasrah
Telah tiada, dayaku
Dan tiada daya selain dayamu
Raga ini
milikmu
Takdir ini kehendakmu
Aku selalu lalai
Tuk mengingat Ilahi
Tanganku berlumur dosa
Kaki ini menjauh dari surga
Hati tak mampu menilai
Dosa yang tak ternilai
Tapi ampunan-Mu tak terkira
Rahmat-Mu selalu ada
Lewat doa ku berkata
Ya Robb... Maafkanlah Hamba
Langganan:
Postingan (Atom)