Kala mentari telah bersinar, kala itu pula
semangatmu telah menyinari pagimu. Alunan langkah tak kenal lelah. Kau sudah
siap dengan langkah tegak. Seorang tukang kayu dengan senyum tulus. Bekerja
membanting diri. Lelah letih selalu berlalu. Berharap bisa melihat senyum canda
tawa keluarga. Siang pentang kau bekerja. Untuk sepeser rupiah untuk hidup
lebih indah. Denganmu, kau bangun rumah itu, kau bangun gedung itu, kau bangun
peradaban itu. Kaulah penggerak kemajuan ini. Kaulah pembangun sejati. Tanpa
seorang yang tulus seperti mu. Hanya akan ada lubang gua yang akan kita
tempati. Suara ketokan paku dan ayunan palu. Bata tertata rapi hingga meninggi.
Usapan kuas mewarnai dinding yang halus. Seakan-akan ada jasamu disetiap
bagiannya. Banyak orang yang sering melupakan hal itu. Bukanlah nama saja yang
harus dikenang, tetapi jasa tak ternilai inilah yang harus diresapi. Kau selalu
tak sendiri. Bersama kau gotong kayu itu. Bersama kawan kau bergerak. Nilai
persahabatan yang agung. Guraumu selalu mencairkan suasana. Letih tak terasa.
Semangat yang selalu membara. Tetaplah ukir namamu di tembok peradaban ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar